Jumat, 29 Juli 2011

PENGAMBILAN RISIKO

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, calon wirausaha diharapkan:
  • Menjelaskan konsep risiko
  • Menjelaskan bagaimana pengambilan risiko dilakukan
  • Mengidentifikasi risiko-risiko yang potensial terjadi ketika memulai usaha
  • Menjelaskan pengelolaan risiko

Orang Indonesia, kalau sudah melihat potensi keuntungan, konon sulit membayangkan risikonya. Bahkan ada yang mengatakan bagi sebagian besar orang Indonesia, konsep risiko tidak begitu dikenal. Padalah dalam era "uang" dewasa ini, setiap orang perlu mengenal perilaku risiko dan meminimalkannya. Untuk melatih intuisi dan membentuk pengetahuan Anda, marilah kita mulai dengan permainan berikut ini.
Permainan ini dilakukan dengan tujuan memberikan ilustrasi dan pembelajaran mengapa seseorang mengambil risiko, bagaimana proses pengambilan risiko dilakukan, dan apa dampak yang diterima dari pengambilan risiko tersebut.

 

Rabu, 27 Juli 2011

BERORIENTASI PADA TINDAKAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, calon wirausaha diharapkan:
  • Menjelaskan karakter yang berorientasi pada tindakan sebagai salah satu karakter yang penting bagi wirausaha.
  • Menjelaskan sikap dan tindakan yang perlu dimiliki untuk dapat menjadi pribadi yang berorientasi pada tindakan.
Pendahuluan

Salah satu ciri seorang pengusaha adalah pikirannya yang lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekedar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau berwacana. Seorang pengusaha selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Kalau dia hanya berkata-kata dan tak bertindak, segala kesempatan yang ada berubah menjadi bencana (kerugian).
Selain itu, seorang pengusaha juga harus memiliki orientasi PDCA (plan, do, check, and action). Hal ini berarti dia tidak hanya sekedar merencanakan berbagai strategi dan taktik, tetapi juga melaksanakannya. Secara spesifik, seorang pengusaha harus menghindari NATO (no action talk only), NADO (no action dream only) dan NACO (no action concept only).
NATO hanya akan menghasilkan gosip, NADO hanya menghasilkan visi tanpa tindakan, dan NACO hanya menghasilkan teori dan falsafah. Umumnya, yang berpikiran NACO adalah akademisi yang berpikir menggunakan logika formal.
Seorang konseptor atau teoretikus, bekerja dengan data dan jarang sekali berada di lapangan. Sebaliknya, seorang wirausaha menghabiskan 90% dari waktunya di lapangan bersama-sama dengan karyawan, pemasok, dan pelanggan-pelanggannya.
Karena bekerja dengan data, maka supaya valid dan ilmiah, seorang konseptor harus terbiasa menguji data-datanya, membangun model, dan melakukan validasi. Masalahnya, kalau seorang konseptor tidak menguasai keadaan dan informasi di lapangan, dia bisa menjadi ragu akan keputusannya, sehingga cenderung mengulangi lagi siklus di atas, yaitu mengumpulkan data lagi. Akibatnya, dia bisa berputar-putar dan lebih berorientasi pada pikiran daripada tindakan.
Sebaliknya, seseorang yang berorientasi pada tindakan adalah orang yang memiliki tingkat efektivitas yang tinggi. Dalam hal ini, akan digunakan konsep seseorang yang efektif yang dikemukakan oleh Stephen Covey (2004).

BERPIKIR KREATIF

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, calon wirausaha diharapkan:
  • Mengenalkan kreativitas sebagai modal penting seorang wirausaha
  • Menjelaskan hambatan berpikir kreatif yang dapat menghambat progress sebuah usaha
  • Mengenalkan cara mengukur potensi kreatif
  • Mengenalkan cara meningkatkan kreativitas dan membebaskan diri dari belenggu
Game 1: Planet Venus

Petunjuk Untuk Mahasiswa:

Pada permainan ini, seluruh mahasiswa wajib berpartisipasi dan kelas akan dibagi ke dalam kelompok-kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 orang. Siapkanlah alat tulis dan dua lembar kertas polos ukuran folio atau A4.
Bergembiralah karena Saudara-Saudara semua telah terpilih untuk menjadi astronaut pertama yang akan menuju Planet Venus. Saudara adalah mahasiswa pilihan yang luar biasa. Maka, layaklah kita menerawang luar angkasa, melihat jagat raya, dan menyaksikan betapa agungnya ciptaan Tuhan.
Planet ini letaknya sangat jauh dan membutuhkan perjalanan kira-kira seminggu. Kita akan berangkat menggunakan pesawat ulang alik yang memiliki kecepatan yang pesawatnya belum pernah dilihat sebelumnya. Selanjutnya, instruktur Anda akan menjelaskan cara mengikuti permainan istimewa ini. Siapkan diri Anda, kertas polos dua lembar, alat tulis (sebaiknya pensil), dan berkonsentrasilah. Dengarkan baik-baik instruksi dari Instruktur Anda.


Jumat, 08 Juli 2011

BERPIKIR PERUBAHAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, calon wirausaha diharapkan:
  • Memberikan pemahaman tentang pentingnya perubahan dan peranan mindset (pola pikir)
  • Menjabarkan perubahan mindset
  • Mengenalkan mindset entrepreneur
  • Mengenalkan teori kecerdasan finansial

Setiap hari, kita menyaksikan perubahan. Pohon-pohon berubah menjadi lebih besar, tetapi juga ada yang semakin kering dan mati. Sungai berubah dari hari ke hari, kadang banjir dan kadang meluap, lalu surut dan menjadi kering. Demikian pula diri kita. Kita bertambah umur dan selalu ada yang bary. Kita berubah secara perlahan-lahan.
Dalam dunia usaha, kita juga menyaksikan perubahan. Produk-produk baru selalu bermunculan menggantikan produk-produk lama, warung-warung dan restoran baru, tempat-tempat wisata, dan sebagainya selalu datang menggantikan yang lama.
Dulu, untuk memotret, kita harus menggunakan film rol yang dibeli terpisah dengan kamera. Sekarang, usaha yang dirintis oleh Kodak dan Fuji film tersebut mengalami kemunduran digantikan dengan kamera-kamera digital. Kini, kamera pun terancam oleh handphone yang juga dilengkapi dengan kamera. Hal serupa juga dialami oleh produsen mesin tik yang diganti dengan komputer, mesin faksimili yang diganti dengan internet, dan Nokia yang diganti dengan BlackBerry.
Perhatikanlah bagaimana nasib para pemilik restoran yang banyak menjamur di daerah Puncak dan Cipanas menyusul dibukannya jalan baru Jakarta-Bandung melalui jalan tol yang hanya ditempuh dalam tempo dua jam. Perhatikan juga pengusaha yang sudah menanam risiko pada produk-produk hobi seperti ikan Lohan dan pohon Gelombang Cinta.

Banyak entrepreneur yang tidak menyadari bahwa dunia ini penuh dengan perubahan dan mereka tidak boleh duduk-duduk enak melewati hidup dari keuntungan tanpa kewaspadaan. Perubahan bisa terjadi setiap saat, tetapi manusia selalu menyangkalnya dan tetap asyik dengan harapat-harapannya yang seakan-akan hidup dan nasibnya tidak pernah ada perubahan.
Manusia melihat perubahan, tetapi tidak mampu melihatnya. Punya mata, tetapi tidak melihat. Sama seperti orang-orang yang berharta, tetapi tidak berderma. Manusia selalu menyangkal realita-realita baru dan terbelenggu oleh realita-realita lama, rutinitas, dan enggan berpikir tentang hal-hal yang beru. Semua itu dibentuk oleh mindset kita.



Selasa, 05 Juli 2011

MENJADI WIRAUSAHA

PENDAHULUAN

Pada tahun 1998, perekonomian Indonesia memasuki masa yang sangat sulit. Pergantian kekuasaan dari era orde baru ke era reformasi yang disertai dengan krisis multidimensi mengakibatkan pengangguran di mana-mana. Perekonomian yang saat itu terpusat pada usaha-usaha besar dan konglomerasi mengalami kesulitan besar. Konglomerat (pemilik konglomerasi itu) mengalami kesulitan keuangan. Daya beli masyarakat menurun. Perusahaan-perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Di lain pihakm ketidakpastian sosial politik begitu terasa. Semua orang merasa tidak pasti. Sistem pemerintahan berubah, acuan dan undang-undang berubah. Sikap masyarakat sangat agresif dan investor-investor asing dan dalam negeri pergi meninggalkan Indonesia.
Di tengah-tengah ketidakpastian itu, para sarjana kesulitan mencari pekerjaan. Sebagian besar tidak dapat ditampung. Mereka harus bersaing dengan orang-orang yang telah jauh berpengalaman dalam mencari kerja. Para sarjana itu pun menjadi pengangguran.
Siapakah yang dapat diandalkan bangsa ini untuk mengatasi semua itu?
BENAR! Itulah wirausaha.
Dalam bangunan perekonomian Indonesia saat itu, meskipun kontribusi ekonominya masih terbatas, ada jutaan orang yang menggeluti usaha mikro, kecil dan menengah. Merekalah andalan perekonomian Indonesia. Usaha-usaha itu belum memiliki karyawan dalam jumlah besar, dipimpin seorang atau beberapa orang wirausaha. Mereka mandiri, tahan banting, fleksibel dalam bergerak, efisien karena dikerjakan dengan seluruh anggota keluarga, tidak bergantung pada utang, dan berbasiskan sumber daya lokal.
Memang sebagian besar UMKM saat itu belum dikelola secara modern, tetapi mereka bebas dari krisis karena ciri-ciri seperti di atas. Sebagian besar dari mereka belum menerapkan manajemen modern (misalnya pemisahan harta dan pengaturan manajemen yang terpisah), belum membangun brand (merek), belum memiliki pencatatan keuangan yang tertata baik (accounting), belum memiliki pembagian kerja yang tertulis, belum ada SOP (Standard Operating Procedure), belum memakai knowledge management, dan seterusnya.
Namun, krisis ekonomi justru menyadarkan mereka akan pentingnya semua itu. Mereka bahkan mampu mengambil porsi yang lebih besar, merekrut karyawan lebih banyak, dan seterusnya. Ekonomi UMKM menjadi tumpuan dan pilihan penting bagi para sarjana untuk hidup sejahtera, lebih mandiri, dan menolong banyak orang dalam mengatasi pengangguran. Bukan dengan menjadi karyawan, melainkan menjadi pengusaha.

BUKAN SEKEDAR TUMPANGAN HIDUP

Sekalipun UMKM telah menjadi tumpuan hidup yang penting, kami ingin menegaskan bahwa tidak semua orang yang berusaha itu adalah entrepreneur. Kami ingin menegaskan bahwa entrepreneur adalah seorang yang berusaha dengan keberanian dan kegigihan sehingga usahanya mengalami pertumbuhan. Jadi, pertumbuhan adalah kata kuncinya.
Dengan demikian, ada jutaan orang yang memilih tidak bekerja pada orang lain dan membuka usaha sendiri, tetapi mereka belum layak disebut entrepreneur. Kalau mereka hanya sekedar membuka warung, berusaha seadanya, sekedar untuk hidup, maka mereka hanyalah pedagang biasa. Ciri-ciri mereka adalah usaha dan stagnant, tak ada perubahan dari waktu ke waktu, dan dikerjakan tanpa rencana kemajuan sama sekali.
Seorang entrepreneur adalah seorang yang "moving forward", maju terus ke depan. Usahanya tumbuh dari waktu ke waktu, dari satu kedai menjadi lima, sepuluh, seratus, lalu seribu. Dari warung kecil menjadi usaha besar. Dari lima karyawan menjadi puluhan, ratusan, atau mungkin saja ribuan karyawan. Tak peduli apakah dia seniman, wartawan, pekerja sosial, atau industriawan. Siapa saja yang melakukannya, dia bisa disebut entrepreneur asalkan bertumpu pada fondasi pertumbuhan.
Oleh karena itu, konsep entrepreneur dikenal luas, mulai dari business entrepreneur, creative entrepreneur, technopreneur, sampai social entrepreneur.